Pulo
Gantung
Di sebuah desa bernama desa Wota-Wati desa yang
terletak di kelurahan Giri Subo kecamatan Wonosari provinsi DI . Yogyakarta,
disana hidup sebuah keluarga tentram, keluarga ini terkenal baik dan ramah.
Pekerjaan ini adalah petani, dia hidup dengan enak
sawahnya tumbuh dengan subur, hingga bahan pangan menumpuk di gudang, karena
terlalu banyak keluarga ini sering membagikan makanannya kepada tetangganya.
Sayang keluarga ini belum di anugrahi seorang anak, sudah 10 tahun umur
pernikahan mereka, berbagai usaha sudah dilakukan dan doa kepada tuhan pun
sudah di panjatkan setiap mereka selesai beribadah. Di depan tetangga keluarga
itu selalu bahagia, tapi ketika mereka berdua masuk ke dalam rumah mereka
kebahagiaan berubah menjadi kesedihan.
Saat istrinya menangis suaminya hanya bisa memeluk
istrinya dan seraya berkata. “wahai istriku sabarlah pasti tuhan akan
mengabulkan permohonan kita berdua”.
“tapi
kapan?? Kita sudah berdoa selama 10 tahun tapi mana hasilnya?? Tuhan tidak
pernah mengabulkan permohonan kita. Padahal kita sudah berbuat baik kepada
tetangga kita, sudah berusaha keras. Tapi mana??? Tuhan memang tidak adil
kepada kita!!!!. Curhat istri kepada suaminya.
Perasaan suami yang tadinya kasihan
berubah menjadi marah karena istrinya berbicara tersebut.
“jangan
asal bicara kamu”. Sambil menampar istrinya
Sang istri pun terkejut karena
sebelumnya suaminya tidak pernah berlaku kasar apalagi memukulnya, baru kali
ini suaminya memukul dirinya, karena takut sang istri masuk kekamar dan
mengkunci kamarnya. suami pun mencoba berminta maaf atas perbuatannya menampar
istrinya , tapi istrinya tidak mau menjawab permohonan maaf dan juga tidak
membuka kunci kamarnya. akhirnya suami tidur di ruang tamu.
“baiklah
aku akan tidur di ruang tamu, jika ada apa-apa panggil saja aku ya”. Dengan
nada lemas.
Sang istri hanya menangis di kamarnya dia memikirkan
tentang masalahnya yaitu belum mempunyai anak dan perlakuan suaminya yang baru
saja terjadi, karena stress yang begitu meluap sang istri memutuskan untuk mengakhiri
hidupnya.
Ketika tengah malam istrinya keluar
kamar, dia melihat suaminya sedang tertidur di ruang tamu, dia menghampiri
suaminya dan mencium kening suaminya seraya berkata. “mungkin ini adalah ciuman
terakhir ku untuk mu, dan ketika aku sudah tidak ada semoga engkau bisa
melupakan ku dan mendapatkan yang lebih baik dari ku yang bisa memberikan mu
anak”. Sambil menangis.
Setelah mencium suaminya dia
mengambil tali tambang yang ada di gudang dan dia kembali lagi ke kamarnya, dia
mulai mengaitkan talinya, sebelum bunuh diri dia menuliskan surat dengan tinta
hitam diatas kertas putih, dia menulis permohonan maaf untuk suaminya karena
sudah berbicara yang tidak benar.
Dengan kondisi hujan lebat di luar
rumah, sang istri memutuskan untuk mengakhiri hidupnya pada saat itu juga.
Pada dini hari, tepatnya jam 03:00
sang suami terbangun dan mencoba mengcheck kamar istrinya, pada saat memegang
gagang kunci ternyata pintunya tidak terkunci, ketika membuka pintu alangkah
terkejutnya dia melihat istrinya sudah tergantung dengan tali terikat di
kepalanya.
Sang suami amat terpukul dengan
kejadian ini akhirnya dia membawa istrinya ke dukun yang ada di kampungnya,
dengan darah yang bercucuran sang suami mengendong istrinya, ketika sampai sang
suami langsung mengetuk pintu rumah dukun dengan tergesa-gesa, pintu terbuka
sendiri dan sang suami masuk dan menghampiri dukun yang sudah menunggunya
didalam.
“ada
apa kamu kesini??”. Tanya dukun
“begini
mbah, apakah mbah bisa menghidupkan istri saya lagi ??”. jawab sang suami
“itu
mudah, tapi ada 1 syarat, apakah kamu bisa memenuhinya?”. Tanya dukun
“apapun
akan saya lakukan, yang penting istri saya hidup lagi”. Jawab sang suami
“syaratnya
setiap malam 1 suro di setiap tahun kamu harus menggantung seorang di pohon
beringin yang ada di hutan yang ada di desa ini”. Kata dukun
Sang suamipun ragu untuk memenuhi
syarat dari dukun, tapi karena dia sangat saying kepada istrinya akhirnya dia
menyetujui persyaratan itu. dan dukun tersebut menyuruh sang suami untuk pergi
ke pohon beringin itu dan membacakan mantra di depan pohon itu.
Akhirnya sang suami pergi ke pohon
beringin, dia menaruhkan istrinya di depan pohon beringin tersebut dan
membacakan mantra yang sudah diberikan oleh dukun.
Dengan bantuan setan sang istri pun
kembali hidup, sang suami terkejut bercampur senang karena melihat istrinya
kembali hidup, suami pun langsung memeluk istrinya, istri pun kebingungan
kenapa mereka berdua berada di pohon beringin, suami pun hanya mengangis
bahagia dan mengajak istrinya untuk pulang.
Sebulan kemudian sang istri
mengandung anak dan anak itu adalah anak yang ditunggu oleh mereka, di malam 1
suro sang suami harus menggantung seseorang, dan menurut kebudayaan di desa
tersebut setiap malam 1 suro di adakan pesta di balai desa, maka pada saat itu
sang suami menculik orang-orang yang berada dirumah sendirian.
Sembilan bulan kemudian anak mereka
lahir, tapi terdapat kejanggalan pada saat pelahiran, sang istri tidak
merasakan sakit apapun dan sang anak tidak menangis apalagi tertawa.
Setelah 4 tahun kemudian tepatnya
pada malam 1 suro sang suami ingin mencari orang lagi untuk di gantung di pohon
beringin, tapi pada saat itu sang suami tertidur pulas karena sangat lelah
setelah pulang dari sawahnya.
Ditengah malam, mereka berdua
terbangun, mereka berdua terkejut karena mereka berdua tiba-tiba berada di
pohon beringin, mereka berdua melihat anaknya mati gantung diri, mereka berdua
menagis melihat keadaan anakya itu, tiba-tiba kepala anaknya terbang dan
berkata, “kamu tidak melaksanakan syarat itu”.
Mendengar perkataan itu sang istri
bingung dan menanyakan kepada suaminya, akhirnya sang suami menjelaskan semua
kepada istrinya. Begitu terkejut istrinya. Sang suami pun meminta maaf kepada
setan yang merasuki kepala anaknya, tapi setan tersebut tidak mau memaafkan
mereka. Dan tubuh mereka berdua bergerak sendirinya dan mereka berdua
mengantung dirinya masing-masing.
Di keesokkan harinya mereka bertiga
di temukan di pohon beringin tersebut. Dan sejak hari itu setiap malam 1 suro
ketika ada orang yang sendirian di rumahnya maka orang tersebut akan dirasuki
oleh arwah kepala sang anak dan orang tersebut akan pergi ke pohon beringin dan
mengantung dirinya.
–TAMAT-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar