Sabtu, 27 Juni 2020

CERPEN : DREAMS COME TRUE

DREAMS COME TRUE

 

Keheningan desa ini membuatku bekerja lebih fokus dari pada desa yang sebelumnya Aku tinggali. Penduduk disini tidak jauh berbeda dengan asal desa ku. Orangnya ramah-ramah, murah senyum, dan saling mengasihi. Namun, Aku harus berpisah dengan ibuku yang hanya tinggal berdua dengan Adikku dirumah. Di desa ini ,Aku pun tinggal sendiri mencari nafkah untuk Ibuku dan Adikku dirumah. Aku harus bekerja karena Ayahku sudah tiada ketika Aku masih duduk dibangku SMA.

            Demi keluarga, Aku pun rela bekerja sampai luar desa. Selain perasaan sedih yang telah menimpa ku, Aku pun juga mendapat perasaan senang. Aku bisa lolos dari perjodohan yang tidak aku sukai. Aku tidak mencintai lelaki itu sedikit pun, Bahkan aku pun tidak mengenalinya.

            Dalam kurun waktu 1 tahun bekerja, Aku senang bisa diangkat menjadi manajer di perusahaan. Kabar gembira ini harus diketahui Ibukku dan Adikku dirumah. Mereka pasti senang mendengar kabar gembira ini. Aku menelponnya lewat telpon genggam milikku. (berdering suara telpon dirumah, dan Ibu mengangkat) “Assalamu’alaikum ,siapa ya?”. Dengan sangat gembira aku menjawabnya “Wa’alaikumsalam ,Ini aku bu. Aku punya kabar gembira, pasti Ibu dan Adik senang”. Ibu menjawab “Kabar apa nak? Sepertinya senang sekali”. Aku menjawab pertanyaan Ibu “Aku diangkat menjadi manajer bu, Aku tidak menyangka aku bisa menduduki jabatan ini”. Ibu menjawab “Wah, Alhamdulillah nak, Kami disini turut gembira mendengarnya. Walaupun kamu telah menjadi manajer, Jangan lupakan shalat lima waktu ya. Sudah ya nak, ada tamu sepertinya. Yasudah itu saja pesan ibu, Wassalamu’alaikum”. Aku menjawab “Baik bu, Wa’alaikumsalam”.

            Aku pun memulai pekerjaan baru ku ini. Mulai hari ini aku harus bekerja lebih keras dan Tanggung jawab ku semakin besar untuk perusahaan ini. Dengan posisiku sekarang ini, Aku tidak boleh sombong dengan mendengarkan perkataan ibu yang menyuruhku dengan tidak meninggalkan shalat lima waktu.

            Dibulan ini Aku mempunyai rencana untuk membawa Ibukku dan Adikku kesini. Aku ingin selalu Bersama dengan keluargaku ini disini didesa ini. Dan juga Aku ingin memasuki Adikku ke perguruan tinggi negeri yang ada didesa ini. Namun, ada penghalang yang membuat aku tak bisa membawa mereka dibulan ini. Yaitu jadwal bekerja pada bulan ini dipadatkan. Dikarenakan terdapat karyawan yang mengambil cuti untuk kehamilannya. Mau tidak mau aku pun harus turun tangan untuk menangani pekerjaannya.

            Dengan pekerjaanku yang dua kali lipat ini, Aku diberi sakit oleh Allah untuk beristirahat sesekali. Aku hanya bisa berbaring ditempat tidurku sehari penuh. Aku merasa kesepian dirumah, tiba-tiba Ibuku menelponku untuk menanyakan kabarku sekarang. Aku sedikit berbohong karena Aku telah mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Aku tidak ingin ibu khawatir tentang keadaanku saat ini.

Selain itu, Ibu menanyakan sesuatu yang Aku pikir-pikir sudah harus dilaksanakan. Ibu menanyakan (dalam telepon) “Apakah kau disana sudah calon suami untukmu nak? Ibu mengerti bahwa kamu tidak suka perjodohan dengan lelaki didesa sebrang”. Aku menjawab “Belum ada bu. Maaf bu, aku sudah lari dari perjodohan itu, karena aku tidak mempunyai cinta sedikitpun dengan lelaki tersebut”. Selanjutnya, Aku hanya mengatakan kepada ibu agar mendoakan ku supaya mendapat calon suami yang Allah dan Ibu ridhoi, serta akupun menyukainya karena Allah ﷻ.

Pada malam hari saat ku tertidur, Aku bermimpi Ibu didatangkan oleh seseorang Ayah dan Anak lelakinya. Aku melihat bahwa seseorang Ayah tersebut ingin melamarku untuk Anaknya. Aku langsung terbangun tanpa mendengar Alasan mereka ingin melamarku.

Esok hari, Aku terkejut akan kedatangan Ibukku dan Adikku dirumah. Mereka tidak mengatakan sedikitpun bahwa mereka ingin kesini. Kebetulan hari ini Aku libur, jadi aku senang bisa seharian dengan mereka. Tapi sepertinya, Ada yang ibu harus bicarakan denganku. Ibu mengatakan kemarin ada seseorang lelaki tua dengan Anaknya yang berkeinginan melamarku untuk Anaknya. Ibu ingin aku menerima lamarannya karena terpikat dengan alasan yang dikatakan oleh lelaki tua tersebut. Ibu mengatakan bahwa lelaki tua tersebut bercerita ,ia bermimpi ada seseorang bertinggi besar dengan cahaya yang sangat terang mengatakan “lamarlah seorang wanita untuk anakmu” dengan ciri-cirinya ia juga mengatakan “Wanita didesa sebelah yang sedang merantau didesa lain”. Ibuku percaya pada mimpinya karena didesa lamaku hanya aku yang merantau sampai saat ini. Dan ibu juga mengatakan bahwa lelaki tersebut yang melamarku adalah seorang tunanetra. Lelaki tua tersebut mengatakan bahwa anaknya hanya melakukan ibadah dan doa selama ia menjadi tunanetra.

Malam saat ibu mengatakan hal tersebut, Aku pun juga bermimpi seperti ada seseorang yang dating menghampiriku dengan wajah yang terang. Dan ku sangka ialah Ayahku yang telah tiada. Entah siapapun itu, ia hanya mengatakan “Terimalah, Yakinlah itu adalah jodoh dari sang kholik untukmu”. Aku langsung terbangun karena suara tersebut sangatlah kencang dan membuatku membangunkan ibu dan meminta untuk menghubungi mereka bahwa aku menerima lamarannya.

Esok pagi aku mengambil cuti untuk tiga sampai empat hari untuk pulang ke desa lamaku. Aku langsung ingin tahu bagaimanakah orang tersebut. Pada saat aku melihat dan bertemu dengannya, Aku pun merasa kaget, wajahnya tidak seburuk apa yang kupikirkan. Wajahnya tampan serta bercahaya membuatku tidak menolak lamarannya. Aku yakin dia adalah jodohku terbaik yang diberikan Allah.

Keluargaku serta keluarganya sepakat untuk pernikahan kami diadakan hari ini, tanpa persiapan apapun. Aku rela nikah tanpa adanya tamu, Aku hanya ingin mempersatukan imanku dan imannya yang menjadi iman kita sempurna. Ini adalah pelajaran bahwa Jodoh yang terbaik yaitu yang diberikan oleh Allah tanpa memandang keadaan fisik seorang pun, Sehingga aku tidak melihat fisik luarnya tapi isi hatinya yang penuh dengan cahaya dan bersih sifat buruk.

 

-TAMAT-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CERPEN : DREAMS COME TRUE

DREAMS COME TRUE   Keheningan desa ini membuatku bekerja lebih fokus dari pada desa ...