DREAMS
COME TRUE
Keheningan desa ini
membuatku bekerja lebih fokus dari pada desa yang sebelumnya Aku tinggali.
Penduduk disini tidak jauh berbeda dengan asal desa ku. Orangnya ramah-ramah,
murah senyum, dan saling mengasihi. Namun, Aku harus berpisah dengan ibuku yang
hanya tinggal berdua dengan Adikku dirumah. Di desa ini ,Aku pun tinggal
sendiri mencari nafkah untuk Ibuku dan Adikku dirumah. Aku harus bekerja karena
Ayahku sudah tiada ketika Aku masih duduk dibangku SMA.
Demi
keluarga, Aku pun rela bekerja sampai luar desa. Selain perasaan sedih yang
telah menimpa ku, Aku pun juga mendapat perasaan senang. Aku bisa lolos dari
perjodohan yang tidak aku sukai. Aku tidak mencintai lelaki itu sedikit pun,
Bahkan aku pun tidak mengenalinya.
Dalam
kurun waktu 1 tahun bekerja, Aku senang bisa diangkat menjadi manajer di
perusahaan. Kabar gembira ini harus diketahui Ibukku dan Adikku dirumah. Mereka
pasti senang mendengar kabar gembira ini. Aku menelponnya lewat telpon genggam
milikku. (berdering suara telpon dirumah, dan Ibu mengangkat) “Assalamu’alaikum
,siapa ya?”. Dengan sangat gembira aku menjawabnya “Wa’alaikumsalam ,Ini aku
bu. Aku punya kabar gembira, pasti Ibu dan Adik senang”. Ibu menjawab “Kabar
apa nak? Sepertinya senang sekali”. Aku menjawab pertanyaan Ibu “Aku diangkat
menjadi manajer bu, Aku tidak menyangka aku bisa menduduki jabatan ini”. Ibu
menjawab “Wah, Alhamdulillah nak, Kami disini turut gembira mendengarnya.
Walaupun kamu telah menjadi manajer, Jangan lupakan shalat lima waktu ya. Sudah
ya nak, ada tamu sepertinya. Yasudah itu saja pesan ibu, Wassalamu’alaikum”.
Aku menjawab “Baik bu, Wa’alaikumsalam”.
Aku
pun memulai pekerjaan baru ku ini. Mulai hari ini aku harus bekerja lebih keras
dan Tanggung jawab ku semakin besar untuk perusahaan ini. Dengan posisiku
sekarang ini, Aku tidak boleh sombong dengan mendengarkan perkataan ibu yang
menyuruhku dengan tidak meninggalkan shalat lima waktu.
Dibulan
ini Aku mempunyai rencana untuk membawa Ibukku dan Adikku kesini. Aku ingin
selalu Bersama dengan keluargaku ini disini didesa ini. Dan juga Aku ingin
memasuki Adikku ke perguruan tinggi negeri yang ada didesa ini. Namun, ada
penghalang yang membuat aku tak bisa membawa mereka dibulan ini. Yaitu jadwal
bekerja pada bulan ini dipadatkan. Dikarenakan terdapat karyawan yang mengambil
cuti untuk kehamilannya. Mau tidak mau aku pun harus turun tangan untuk
menangani pekerjaannya.
Dengan
pekerjaanku yang dua kali lipat ini, Aku diberi sakit oleh Allah untuk
beristirahat sesekali. Aku hanya bisa berbaring ditempat tidurku sehari penuh.
Aku merasa kesepian dirumah, tiba-tiba Ibuku menelponku untuk menanyakan
kabarku sekarang. Aku sedikit berbohong karena Aku telah mengatakan bahwa aku
baik-baik saja. Aku tidak ingin ibu khawatir tentang keadaanku saat ini.
Selain itu, Ibu menanyakan
sesuatu yang Aku pikir-pikir sudah harus dilaksanakan. Ibu menanyakan (dalam
telepon) “Apakah kau disana sudah calon suami untukmu nak? Ibu mengerti bahwa
kamu tidak suka perjodohan dengan lelaki didesa sebrang”. Aku menjawab “Belum
ada bu. Maaf bu, aku sudah lari dari perjodohan itu, karena aku tidak mempunyai
cinta sedikitpun dengan lelaki tersebut”. Selanjutnya, Aku hanya mengatakan
kepada ibu agar mendoakan ku supaya mendapat calon suami yang Allah dan Ibu
ridhoi, serta akupun menyukainya karena Allah ﷻ.
Pada malam hari saat ku
tertidur, Aku bermimpi Ibu didatangkan oleh seseorang Ayah dan Anak lelakinya.
Aku melihat bahwa seseorang Ayah tersebut ingin melamarku untuk Anaknya. Aku
langsung terbangun tanpa mendengar Alasan mereka ingin melamarku.
Esok hari, Aku terkejut akan
kedatangan Ibukku dan Adikku dirumah. Mereka tidak mengatakan sedikitpun bahwa
mereka ingin kesini. Kebetulan hari ini Aku libur, jadi aku senang bisa seharian
dengan mereka. Tapi sepertinya, Ada yang ibu harus bicarakan denganku. Ibu
mengatakan kemarin ada seseorang lelaki tua dengan Anaknya yang berkeinginan
melamarku untuk Anaknya. Ibu ingin aku menerima lamarannya karena terpikat
dengan alasan yang dikatakan oleh lelaki tua tersebut. Ibu mengatakan bahwa
lelaki tua tersebut bercerita ,ia bermimpi ada seseorang bertinggi besar dengan
cahaya yang sangat terang mengatakan “lamarlah seorang wanita untuk anakmu”
dengan ciri-cirinya ia juga mengatakan “Wanita didesa sebelah yang sedang
merantau didesa lain”. Ibuku percaya pada mimpinya karena didesa lamaku hanya
aku yang merantau sampai saat ini. Dan ibu juga mengatakan bahwa lelaki
tersebut yang melamarku adalah seorang tunanetra. Lelaki tua tersebut
mengatakan bahwa anaknya hanya melakukan ibadah dan doa selama ia menjadi
tunanetra.
Malam saat ibu mengatakan
hal tersebut, Aku pun juga bermimpi seperti ada seseorang yang dating
menghampiriku dengan wajah yang terang. Dan ku sangka ialah Ayahku yang telah
tiada. Entah siapapun itu, ia hanya mengatakan “Terimalah, Yakinlah itu adalah
jodoh dari sang kholik untukmu”. Aku langsung terbangun karena suara tersebut
sangatlah kencang dan membuatku membangunkan ibu dan meminta untuk menghubungi
mereka bahwa aku menerima lamarannya.
Esok pagi aku mengambil cuti
untuk tiga sampai empat hari untuk pulang ke desa lamaku. Aku langsung ingin
tahu bagaimanakah orang tersebut. Pada saat aku melihat dan bertemu dengannya,
Aku pun merasa kaget, wajahnya tidak seburuk apa yang kupikirkan. Wajahnya
tampan serta bercahaya membuatku tidak menolak lamarannya. Aku yakin dia adalah
jodohku terbaik yang diberikan Allah.
Keluargaku serta keluarganya
sepakat untuk pernikahan kami diadakan hari ini, tanpa persiapan apapun. Aku
rela nikah tanpa adanya tamu, Aku hanya ingin mempersatukan imanku dan imannya
yang menjadi iman kita sempurna. Ini adalah pelajaran bahwa Jodoh yang terbaik
yaitu yang diberikan oleh Allah tanpa memandang keadaan fisik seorang pun,
Sehingga aku tidak melihat fisik luarnya tapi isi hatinya yang penuh dengan
cahaya dan bersih sifat buruk.
-TAMAT-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar