Sabtu, 23 Mei 2020

CERPEN : Di Balik Tembok Romawi

Di Balik Tembok Romawi

Di pagi nan terang,matanya berbinar menatap pasti ke depan.Di hadapannya terdapatlah tembok besar nan kokoh yang harus di hancurkannya demi sebuah kemuliaan.Di depan matanya telah menunggu seseorang yang selama ini menghalaunya demi mendapatkan “kemulian” itu.

 

Kuda tunggangannya melaju tepat kedepan.Ia mencoba melakukan diskusi akhir dengan lawan sebelum terjadinya “perang besar” untuk menjadi orang yang dijanjikan oleh manusia yang paling mulia di muka bumi,yaitu Nabi SAW.

           

Semua bermula pada 800 tahun lebih sebelum kelahiran sultan Mahmed Al-Fatih.Saat itu,orang-orang yang diberikan berkah iman dan islam (orang-orang mukim)di pimpin oleh seorang manusia yang paling mulia di sisi ALLAH SWT,Nabi Muhammad SAW.Ketika itu beliau menyampaikan pesan ajaran islam bukan hanya ke negeri Arab saja,namun  ke seluruh penjuru dunia.Termasuk ke kerajaan nan mahsyur seperti Romawi yang berpusat di Konstantinopel dan kala itu dipimpin oleh raja beragama Kristen ortodoks,Raja Heraklius.

 

Kota Konstantinopel saat itu dikenal sebagai kota yang megah dan menjadi pusat perdagangan antara Eropa dan Asia serta pertahanan kota yang sangat kuat berupa tembok yang mengelilingi seluruh wilayah Konstantinopel yang membuatnya mustahil untuk ditembus.

           

Ketika utusan Nabi SAW sampai di Konstantinopel,dia memberikan sebuah selembaran yang isinya mengajak raja untuk memeluk agama islam.Pasca membaca selembaran itu,beliau pun berkata

           

“Aku tidak bisa menerima ajarannya (Nabi SAW) tapi aku yakin suatu hari nanti, dia akan memijakkan kakinya di singgasanaku ini”ucap sang raja.

           

Perkataannya itu pun seakaan menjadi sebuah petunjuk dari ALLAH SWT bahwa kota itu akan di buka oleh umat muslim.Ditambah lagi dengan sebuah sabda Nabi SAW yang menjadi acuan dan pecutan semangat umat muslim untuk membuka kota itu.

 

“Kota Heraklius (konstantinopel) akan di buka oleh umat muslim,pemimpin yang membukanya adalah sebaik-baiknya pemimpin,dan pasukan yang berada di bawah pimpinannya adalah sebaik-baiknya pasukan -H.R Ahmad”

           

Delapan ratus tahun lebih semenjak hadits itu disampaikan,umat muslim selalu mencoba untuk membuka Konstantinopel dan menjadi seperti apa ygn dijanjikan Nabi SAW.Namun selalu mengalami kegagalan dan kekalahan disebabkan kuatnya pertahanan Tembok Kerajaan Romawi serta bantun dari kerjaan Kristen disekitarnya.Hingga Lahirlah seorang yang Namanya sama dengan nama Nabi SAW, Muhammad (Mahmed) II dari Kesultanan Turki Utsmani yang mana telah mampu membuka Konstantinopel pada usia 21 tahun.

 

Sultan Mahmed merupakan seorang raja yang shaleh dan pandai dalam mempelajari ilmu agama dan politik.Ia naik tahta sebagai sultan Turki Utsmani sepeninggal ayahnya.Ia pun mencoba untuk mewujudkan impian sang ayah dan para pendahulunya untuk membuka Konstantinopel yang berada dekat dengan kerajaannya.

            Sultan Mahmed pun mulai gencar membangun benteng-benteng,mengumpulkan pasukan,membuat Meriam besar dan secara perlahan memboikot akses perdagangan menuju Konstantinopel.Sultan juga memperhatikan keadaan politik kerajaan Kristen yang tengah terpecah belah untuk menutup kemungkinan adanya bala bantuan sehingga Konstantinopel bisa dibuka dengan mudah.

            Sultan secara perlahan meminta kepada raja Konstantin XI,pemimpin Konstantinopel untuk menyerahkan kotanya menjadi bagian dari Turki Utsmani secara baik-baik.Namun ditolak mentah-mentah oleh raja.Malahan raja berkata kalau Sultan takkan berhasil merebut Konstantinopel seperti pendahulu-pendahulunya.

            Melihat hal itu sultan segera mengambil tindakan untuk membuka kota itu melalui cara penyerangan.Ketika semuanya telah siap,sultan pun berangkat menuju Konstantinopel dan tiba pada hari besar paskah.

 

Keesokan paginya,semua pasukan di kedua kubu pun telah bersiap berbaris rapih untuk berperang.

           

“Serahkanlah kota ini padaku baginda raja,niscaya aku akan melindungimu,keluargamu dan rakyatmu tanpa perlu adanya pertumpahan darah di tanah ini”.Ucap sultan Mahmed kepada kaisar Konstantin XI

           

“Jika ada darah yang akan tumpah,maka itu adalah darahmu sultan”.Jawab sang raja dengan congkaknya sambil berpaling dari hadapan sultan.

            Satu pertanda yang Sultan Mahmed simpulkan,bahwa mereka tetap akan melawan sultan bersama 200.000 pasukkannya.

 

Baik sultan Mahmed maupun raja Konstantin meminta seluruh pasukannya menyiapkan diri untuk berperang.Meriam-meriam dipanaskan,pedang keluar dari sarungnya,genderang ditabuh, dan seluruh pasukan Utsmani bergemuruh untuk menembus tembok Konstantinopel.

           

“serang!”.teriak pasukan Utsmani.

           

Meriam pun ditembakkan,disertai berlari-nya sejumlah pasukan Utsmani kearah lubang hasil tembakan tersebut.Pasukan lain berusaha memanjat ke atas tembok dengan puluhan panah pasukan Romawi menancap ke tubuh mereka.Serta terlihat sejumlah besar pasukan berusaha membuka gerbang pintu masuk tembok Konstantinopel dengan mendobrak dan membakarnya.

 

            Di sisi lain,armada laut Utsmani berusaha membongkar rantai besi yang menghalangi kapal-kapal pasukan menuju teluk Konstantinopel.Hingga sultan Mahmed mengambil keputusan yang dapat dibilang “tidak masuk akal” dengan menaikkan kapal-kapalnya keatas bukit pasir di Galata agar bisa memasuki daerah teluk tanpa perlu melewati rantai besi.

           

Penduduk kota pun berhamburan ketakutan melihat kapal-kapal Utsmani memasuki teluk yang mustahil untuk ditembus serta dengan penjagaan dari tentara Romawi yang sangat minim dikawasan tersebut.

 

            “Ayo pergi! mereka sudah memasuki pantai!”.Teriak penduduk yang ketakutan.

           

Pasukan Utsmani kian hari kian dekat dengan kemenangan.Gema takbir terdengar seraya runtuhnya tembok Konstantinopel.

Pasukan Utsmani memukul mundur pasukan Romawi ditandai dengan terbunuhnya raja Konstantin.

           

“Lari!mereka telah menembus temboknya”.

            Teriak penduduk yang semakin ketakutan tatkala pasukan Utsmani mengepung mereka dari segala arah.

           

Penduduk kota pun ketakutan dan berli-ndung di gereja kebesaran mereka,Haghia Sophia beserta dengan pendeta mereka.

           

Hingga tibalah ketika sultan memasuki kota dan mengunjungi gereja tempat para penduduk mengungsi.Pada awalnya para penduduk ketakutan,namun sultan menjelaskan bahwa ia tak akan melukai para penduduk.

 

“Mulai sekarang kalian adalah rakyatku.Aku takkan melukai,membunuh,dan menyiksa kalian.Kalian bebas menganut agama kalian.Dan kalian dapat tetap hidup sebagai penduduk kota yang kini kuganti Namanya dengan nama Islambol (Istanbul)”.ucap sultan Mahmed kepada rakyat Konstantinopel.

           

Hal ini menandai berakhirnya penyerangan terhadap kota dan menandai dirinya sebagai sebaik-baik pemimpin yang dijanjikan Nabi SAW dan mewujudkan impian dan harapan umat muslim dalam membuka kota tersebut dan menjadikkannya pusat kejayaan umat islam.Sultan Mahmed II pun diberi gelar Al-Fatih (pembuka) karena telah berhasil membuka Konstantinopel dengan keimanan dan perjuangannya.

 -TAMAT-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CERPEN : DREAMS COME TRUE

DREAMS COME TRUE   Keheningan desa ini membuatku bekerja lebih fokus dari pada desa ...