Di Balik Tembok Romawi
Di pagi
nan terang,matanya berbinar menatap pasti ke depan.Di hadapannya terdapatlah
tembok besar nan kokoh yang harus di hancurkannya demi sebuah kemuliaan.Di
depan matanya telah menunggu seseorang yang selama ini menghalaunya demi
mendapatkan “kemulian” itu.
Kuda
tunggangannya melaju tepat kedepan.Ia mencoba melakukan diskusi akhir dengan
lawan sebelum terjadinya “perang besar” untuk menjadi orang yang dijanjikan
oleh manusia yang paling mulia di muka bumi,yaitu Nabi SAW.
Semua
bermula pada 800 tahun lebih sebelum kelahiran sultan Mahmed Al-Fatih.Saat
itu,orang-orang yang diberikan berkah iman dan islam (orang-orang mukim)di
pimpin oleh seorang manusia yang paling mulia di sisi ALLAH SWT,Nabi Muhammad
SAW.Ketika itu beliau menyampaikan pesan ajaran islam bukan hanya ke negeri
Arab saja,namun ke seluruh penjuru
dunia.Termasuk ke kerajaan nan mahsyur seperti Romawi yang berpusat di
Konstantinopel dan kala itu dipimpin oleh raja beragama Kristen ortodoks,Raja
Heraklius.
Kota
Konstantinopel saat itu dikenal sebagai kota yang megah dan menjadi pusat
perdagangan antara Eropa dan Asia serta pertahanan kota yang sangat kuat berupa
tembok yang mengelilingi seluruh wilayah Konstantinopel yang membuatnya
mustahil untuk ditembus.
Ketika
utusan Nabi SAW sampai di Konstantinopel,dia memberikan sebuah selembaran yang
isinya mengajak raja untuk memeluk agama islam.Pasca membaca selembaran
itu,beliau pun berkata
“Aku
tidak bisa menerima ajarannya (Nabi SAW) tapi aku yakin suatu hari nanti, dia
akan memijakkan kakinya di singgasanaku ini”ucap sang raja.
Perkataannya
itu pun seakaan menjadi sebuah petunjuk dari ALLAH SWT bahwa kota itu akan di
buka oleh umat muslim.Ditambah lagi dengan sebuah sabda Nabi SAW yang menjadi
acuan dan pecutan semangat umat muslim untuk membuka kota itu.
“Kota Heraklius (konstantinopel) akan di buka oleh umat
muslim,pemimpin yang membukanya adalah sebaik-baiknya pemimpin,dan pasukan yang
berada di bawah pimpinannya adalah sebaik-baiknya pasukan -H.R Ahmad”
Delapan
ratus tahun lebih semenjak hadits itu disampaikan,umat muslim selalu mencoba
untuk membuka Konstantinopel dan menjadi seperti apa ygn dijanjikan Nabi
SAW.Namun selalu mengalami kegagalan dan kekalahan disebabkan kuatnya
pertahanan Tembok Kerajaan Romawi serta bantun dari kerjaan Kristen
disekitarnya.Hingga Lahirlah seorang yang Namanya sama dengan nama Nabi SAW,
Muhammad (Mahmed) II dari Kesultanan Turki Utsmani yang mana telah mampu
membuka Konstantinopel pada usia 21 tahun.
Sultan
Mahmed merupakan seorang raja yang shaleh dan pandai dalam mempelajari ilmu
agama dan politik.Ia naik tahta sebagai sultan Turki Utsmani sepeninggal
ayahnya.Ia pun mencoba untuk mewujudkan impian sang ayah dan para pendahulunya
untuk membuka Konstantinopel yang berada dekat dengan kerajaannya.
Sultan Mahmed pun mulai gencar
membangun benteng-benteng,mengumpulkan pasukan,membuat Meriam besar dan secara
perlahan memboikot akses perdagangan menuju Konstantinopel.Sultan juga
memperhatikan keadaan politik kerajaan Kristen yang tengah terpecah belah untuk
menutup kemungkinan adanya bala bantuan sehingga Konstantinopel bisa dibuka
dengan mudah.
Sultan secara perlahan meminta
kepada raja Konstantin XI,pemimpin Konstantinopel untuk menyerahkan kotanya
menjadi bagian dari Turki Utsmani secara baik-baik.Namun ditolak mentah-mentah
oleh raja.Malahan raja berkata kalau Sultan takkan berhasil merebut
Konstantinopel seperti pendahulu-pendahulunya.
Melihat hal itu sultan segera
mengambil tindakan untuk membuka kota itu melalui cara penyerangan.Ketika
semuanya telah siap,sultan pun berangkat menuju Konstantinopel dan tiba pada
hari besar paskah.
Keesokan
paginya,semua pasukan di kedua kubu pun telah bersiap berbaris rapih untuk
berperang.
“Serahkanlah
kota ini padaku baginda raja,niscaya aku akan melindungimu,keluargamu dan
rakyatmu tanpa perlu adanya pertumpahan darah di tanah ini”.Ucap sultan Mahmed
kepada kaisar Konstantin XI
“Jika
ada darah yang akan tumpah,maka itu adalah darahmu sultan”.Jawab sang raja
dengan congkaknya sambil berpaling dari hadapan sultan.
Satu pertanda yang Sultan Mahmed
simpulkan,bahwa mereka tetap akan melawan sultan bersama 200.000 pasukkannya.
Baik
sultan Mahmed maupun raja Konstantin meminta seluruh pasukannya menyiapkan diri
untuk berperang.Meriam-meriam dipanaskan,pedang keluar dari sarungnya,genderang
ditabuh, dan seluruh pasukan Utsmani bergemuruh untuk menembus tembok
Konstantinopel.
“serang!”.teriak
pasukan Utsmani.
Meriam
pun ditembakkan,disertai berlari-nya sejumlah pasukan Utsmani kearah lubang
hasil tembakan tersebut.Pasukan lain berusaha memanjat ke atas tembok dengan
puluhan panah pasukan Romawi menancap ke tubuh mereka.Serta terlihat sejumlah
besar pasukan berusaha membuka gerbang pintu masuk tembok Konstantinopel dengan
mendobrak dan membakarnya.
Di sisi lain,armada laut Utsmani
berusaha membongkar rantai besi yang menghalangi kapal-kapal pasukan menuju
teluk Konstantinopel.Hingga sultan Mahmed mengambil keputusan yang dapat
dibilang “tidak masuk akal” dengan menaikkan kapal-kapalnya keatas bukit pasir
di Galata agar bisa memasuki daerah teluk tanpa perlu melewati rantai besi.
Penduduk
kota pun berhamburan ketakutan melihat kapal-kapal Utsmani memasuki teluk yang
mustahil untuk ditembus serta dengan penjagaan dari tentara Romawi yang sangat
minim dikawasan tersebut.
“Ayo pergi! mereka sudah memasuki
pantai!”.Teriak penduduk yang ketakutan.
Pasukan
Utsmani kian hari kian dekat dengan kemenangan.Gema takbir terdengar seraya
runtuhnya tembok Konstantinopel.
Pasukan
Utsmani memukul mundur pasukan Romawi ditandai dengan terbunuhnya raja
Konstantin.
“Lari!mereka
telah menembus temboknya”.
Teriak penduduk yang semakin
ketakutan tatkala pasukan Utsmani mengepung mereka dari segala arah.
Penduduk
kota pun ketakutan dan berli-ndung di gereja kebesaran mereka,Haghia Sophia
beserta dengan pendeta mereka.
Hingga
tibalah ketika sultan memasuki kota dan mengunjungi gereja tempat para penduduk
mengungsi.Pada awalnya para penduduk ketakutan,namun sultan menjelaskan bahwa
ia tak akan melukai para penduduk.
“Mulai sekarang kalian adalah rakyatku.Aku takkan
melukai,membunuh,dan menyiksa kalian.Kalian bebas menganut agama kalian.Dan
kalian dapat tetap hidup sebagai penduduk kota yang kini kuganti Namanya dengan
nama Islambol (Istanbul)”.ucap sultan Mahmed kepada
rakyat Konstantinopel.
Hal ini
menandai berakhirnya penyerangan terhadap kota dan menandai dirinya sebagai
sebaik-baik pemimpin yang dijanjikan Nabi SAW dan mewujudkan impian dan harapan
umat muslim dalam membuka kota tersebut dan menjadikkannya pusat kejayaan umat
islam.Sultan Mahmed II pun diberi gelar Al-Fatih (pembuka) karena telah
berhasil membuka Konstantinopel dengan keimanan dan perjuangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar