MANUSIA
SETENGAH LELE
Di sebuah kota di
dareah jawa barat bernama desa Suka Keramas di huni oleh 5 ribu jiwa, dan di
pimpin oleh seorang bupati bernama Pak Dahar, Pak Dahar adalah orang yang
sangat licik,rakus, dan selalu bersikap tidak adil kepada masyarat di kota
tersebut, beliau selalu mengkorupsi uang
rakyat di kota tersebut, tetapi tidak seorang pun yang tau kalau dia itu licik,
dia memliki istri yang cantik dan memiliki dua anak, perempuan dan laki-laki,
anak dari Pak Dahar itu tampan dan cantik juga, dia sangat mencintai istrinya.
Pak dahar kenal istrinya itu sejak SMA, pak dahar dan istrinya
dulu pernah satu kelas dan meraka menjalin sebuah hubungan ketika SMA. Dan
ketika kuliah pun mereka berdua satu universitas di kota. Pak dahar memiliki
sifat kelicikan itu dari kecil, dari waktu pak dahar itu menjadi ketua osis di
SMA dia selalu mengkorupsi dana yang di putar dari siswa. Tapi tidak ada
serorang yang tau terutama pacarnya yang sekarang menjadi istrinya. Dan
kelicikan itu tetap tertanam sampai sekarang,
sampai dia menjadi seorang bupati.
Dan suatu hari, pak dahar dan keluarga
berencana untuk menghabiskan liburan akhir pekan di Bandung, pak dahar dan
keluarga berangkat ke Bandung pada jum`at malam tepatnya malam sabtu. Meraka
sampai di Bandung jam 01.00 pagi, mereka terjebak macet di jalan, karena sedang
ada pembangunan MRT di sisi jalan. Dan ketika sudah sampai di Bandung mereka
langusngnmenuju hotel yang sudah ia pesan di traveloka. Dan selama di bandung pak
dahar dan keluarga menjadi jarang istriahat karena terus piknik. Dan ketika
pulang pulang dari bandung menuju rumahnya, pak dahar pun kelelahan dan
akhirnya mobil pak dahar pun menabrak tiang setengah jadi dari pembangunan MRT.
Akibat dari kecelakaan
itu istrinya harus menerima keadaan untuk tidak bisa melihat lagi karena ada
luka di matanya akibat dari kecelakaan tersebut . dan suaminya yaitu bupati,
yang biasa di panggil Pak Dahar itu kebingungan, karena pada saat itu dia belum
punya uang untuk membantu mengobati istrinya yang harus mentransplantasikan
mata dari orang yang ingin menyumbangkan atau membelinya dari orang yang sudah
meninggal. Dan pada saat itu Pak Dahar sama sekali tidak memiliki uang, maka
dari itu beliau mencoba untuk meminta dana kepada walikota Kota suka keramas
untuk bisa membantunya membeli mata baru.
”pak walikota, saya inign meminjam dana untuk
berobat istri saya boleh tidak? ”, kata pak dahar.
“memang
istrimu sakit apa?”, jawab pak walikota.
“jadi begini pak, kemarin istri saya kecelakaan dan
matanya terbentur dan istri saya
mengalami kebutaan, karena istri saya jika ingin bisa melihat dunia kata dokter
harus membeli mata baru”.
“oalah, memang kamu ingin meminjam uang berapa?”,
kata pak walikota.
“500 juta saja pak.”, kata pak dahar.
“wadduhh, 500 juta itu tidak sedikit...mungkin kalo
mau dtahun depan”, kata pak walikota.
Dan usahanya
sia-sia, karena walikota Kota Suka Keramas juga sudah pernah memberikan uang
untuk membuat patung di Desa Suka Keramas kepada Pak dahar, jadi uang kas kota
sudah habis.
Pak dahar pun bingung
bagamaimana caranya dia untuk membelikan mata baru untuk istrinya yang sakit.
Pak dahar pun mulai untuk berfikir keras, dan dia mulai mendapatkan ide yang
licik, uang yang di beri oleh walikota untuk membuat patung ke pada pak dahar
itu dia gunakan untuk membelika mata untuk istrinya. Pak dahar mendapatkan mata
itu dari orang yang sudah meninggal , dan mata orang meninggal tadi pun mulai
di cangkokkan ke pada mata istrinya di sebuah rumah sakit terkenal di kota
tersebut. Beberapa minggu kemudian istrinya pun bisa melihat tapi masih
menggunakan bantuan kacamata.
Dan hasilnya uang yang
tadinya diberikan untuk membuat patung maskot kota tersebut tinggal sedikit.
Jadinya pak Dahar untuk
membuat patung maskot di desa tersebut menggunakan material yang murah dan
jelek. Usut punya usut patung itu berbentuk lele dan kecapi yang memiliki arti
rakus dan murahan. Pak dahar menjadikan patung itu karena dia mengklaim bahwa
masyarakat kota tersebut memiliki sifat rakus. Padahal pak dahar sendiri pun
juga rakus.
Ketika musim hujan tiba
dan patung itu di timpa oleh hujan yang deras dan angin kencang. Dan patungnya
pun roboh dan menimpa pejalan kaki hingga tewas.
Setelah di selidiki
oleh polisi ternyata pak dahar adalah pelakunya. Dia melakukan korupsi, dan dia
pun di penjara.
Sekian.....
Karya : Afridho Ikhsan Fernanda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar